Senin, 30 Mei 2011

wisata di kabupaten melawi



 




Dalam Penelusuran Subsuku Dayak yang ada di kabupaten Melawi ada sedikit dalam lonjakan pengalaman berpikir, hal ini karena literatur tentang suku Dayak yang dibawa sebelum mengunjungi kampung-kampung orang Dayak sangat terasa belum mencukupi, literatur yang belum mencukupi antara lain Peta Kecamatan, laporan ini belum sepenuhnya tercover, sehingga data tambahan harus kita cari dari sumber-sumber lainnya.
Kebetulan Kabupaten Melawi adalah gambaran wilayah yang berbentuk huruf L, dengan sudutnya kota Nanga Pinoh. Mengarah ke Selatan menuju Sungai Pinoh dan ke Timur menuju Sungai Melawi. Lingkup Administrasi wilayah yang kami datangi Mulai dari Belimbing, Belimbing Hulu, Nanga Pinoh, Pinoh Utara, Pinoh Selatan, Menukung dan Nanga Ella mengikuti Sungai Melawi, dan lingkup wilayah kedua Nanga Sayan, Tanah Pinoh, Nanga Sokan dan Tanah Pinoh Barat, mengikuti aliran Sungai Pinoh.
Persoalan identitas subsuku dan bahasa yang ada di Kabupaten Melawi, hampir sama yang ada di Kabupaten Sintang. Hal pertama yang ingin ditekankan adalah bahwa batas Administratif wilayah tidak sekaligus membatasi sub-sub suku. Sebagai contoh sub suku Limbai ada di Manukung (Melawi) ada juga di Kayang Hulu (Sintang), sering dibut suku Limbai Menyeberang. Serta banyak lagi sub – sub suku yang ada di Melawi dan di Sintang.
Percampuran berbagai sub suku, terutama di kecamatan Nanga Pinoh begitu tinggi. Misalnya saja ada sekelompok orang yang mengaku sebagai orang Kubin Iban. Dengan menamakan sub sukunya sebagai Kubin Iban karena menyadari bahwa ada keturunan Kubin dan sekaligus Iban. Karena jumlah mereka relatif banyak dan kemudian membentuk kelompokorang yang tinggal di suatu kampung dan melaksanakan tata aturan sosial yang mereka sepakati bersama, maka mereka merasa memiliki identitas yang baru dan mereka anggap itu sangat tepat untuk mereka.
Nanga Pinoh sebagai pusat pemerintahan sangat besar perannya dalam pembangunan Kabupaten Melawi, kota yang berada tepat dipersimpangan Sungai Melawi dan Sungai Pinoh yang memiliki keanekaragaman Budaya dan Adat Istiadat, karakteristik sosial, ekonomi dan politik. Masyarakat Nanga Pinoh yang didominasi sebagian besar suku Melayu dan Suku Dayak dan sebagian kecil pedagang suku Cina dan Jawa.
Bidang kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Melawi sangat bagus, baik seni Musik, Seni Tari, Seni ukir dan Seni Pembuat Mandau. Seni Musik di Kota Nanga Pinoh masih terdapat banyak didominasi suku Melayu Seperti Hadrah dan Barzanzi, sementara untuk  Seni Tari Melayu terdapat Jepin dan Pencak Silat. Kebudayaan Barzanzi, Hadrah dan Tari Jepin sangat masih terjaga dan masih cukup digemari Generasi Muda dan juga masih dijaga dengan baik oleh generasi tua.
Seni Ukir yang mendominasi lebih banyak seni ukir Dayak, seperti Pembuatan Mandau di Desa Kenukuh, Tekelak dan Desa Engkurai sungguh sangat memukau karena dikerjakan oleh pandai besi yang cukup bagus, yang paling pantastis satu desa mengerjakan kerajinan Mandau. Dengan membagi beberapa kelompok, masing - masing kelompok dibagi ada pengerajin khusus Mandau dan kelompok pengerajin sarung Mandau.
Adapun sub suku Dayak yang ada di Kabupaten Melawi antara lain :
  1. Limbai
  2. Barai
  3. Linoh
  4. Kebhan
  5. Ingar Silat
  6. Silath muntok
  7. Sane
  8. Randu’
  9. Batu Entawa
  10. Lamantawa
11.  Keluas
12.  Kepuas
13.  Keninjal
14.  Kubitn
15.  Pangin
16.  Nyadupm
17.  Ella
18.  Kenyilu
19.  Ransa

Selain itu masih banyak suku Dayak yang tergolong cukup besar hampir keseluruhan Kalimantan dan Kalimantan Barat secara sekop kecil.Kabupaten Melawi yang dulunya disebut Tanah Pinoh, dari dulu terkenal dengan potensi kebudayaan yang luar biasa baik. Kami coba menuliskan rumpun suku Dayak yang  semua  Suku yang tergolong dalam rumpun Tanah Pinoh Kabupaten Melawi - Kabupaten Sintang - Kabupaten Ketapang - Kalimantan Tengah, antara lain :
1. Suku Ot Danum (Uud Danum)
Terbagi atas Enampuluh Satu (61) Suku terdiri dari :

1. Suku Lebang
2. Suku Undan
3. Suku Desa
4. Suku Seberuang
5. Suku Payah
6. Suku Linuh
7. Suku Linuh Pudau
8. Suku Palan
9. Suku Pandau
10. Suku Rarai
11. Suku Muntak
12. Suku Silang
13. Suku Jungkau
14. Suku Lacur
15. Suku At Danun
16. Suku Penangkuwi
17. Suku Nyangai
18. Suku Asa
19. Suku Banyau
20. Suku Sahiei
21. Suku serawai Danun
22. Suku Limbei
23. Suku Ransa
24. Suku Kenyilu
25. Suku Iban
26. Suku Tahin
27. Suku Kuhin
28. Suku Pangin
29. Suku Pananyui
30. Suku Ellah
31. Suku Kebosan
32. Suku Keninjal
33. Suku Tebidah
34. Suku Ginih
35. Suku Jampal
36. Suku Kayan Danum
37. Suku Nanga
38. Suku Ulun Daan
39. Suku Mentebah
40. Suku Taman Danun
41. Suku Taman Sibau
42. Suku Mandai Suruk
43. Suku Palin
44. Suku Embaloh
45. Suku Lauk
46. Suku Kalis
47. Suku Lebanyan
48. Suku Sebaung
49. Suku Tawahui
50. Suku Rahan
51. Suku Pananyari
52. Suku Duhai
53. Suku At Bunusu
54. Suku Tahup
55. Suku At Siang
56. Suku Kalang Lupu
57. Suku Jambung Jaman
58. Suku Gunung Kambang
59. Suku Nyahing Uhing
60. Suku Babuat
61. Suku Keramai
Sumber : Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat 1975

2. Suku NGAJU
Terbagi 53 (Lima Puluh Tiga ) suku kecil sebagi Berikut
1.  Suku Baradia
27. Suku Bajau
2.  Suku Barahayan
28. Suku Pasir
3.  Suku Baranarai / Barune
29. Suku Kapuas
4. Suku Bara Nio
30. Suku Mentebah
5.  Suku Bara Nyet
31. Suku Sembuluh
6.  Suku Bara Urik
32. Suku Arut
7. Suku Ole Meneya
33. Suku Bulit
8.  Suku Ole Katingan
34. Suku Batang Kana
9.  Suku Tamuan
35. Suku Balangtikan
10. Suku Seruyan
36. Suku Ulang
11. Suku Mentabi
37. Suku Lemandau
12. Suku Baraki / Bakumpai
38. Suku Bentian
13. Suku Bara Raden / Ole Mangkatip
39. Suku Mendawai
14. Suku Kahayan
40. Suku Murung
15. Suku Ngaju
41. Suku Tebilun
16. Suku Barangas
42. Suku Lampeang / Balai
17. Suku Bara Je
43. Suku Tungka Ngaju
18. Suku Kayu Tangi
44. SukuTaboyan Teweh
19. Suku Dayak
45. Suku Purrui
20. SukuTapin
46. Suku Kuwing
21. Suku Amandit
47. Suku Pananyui
22. Suku Labuhan Amas
48. Suku Purung
23. Suku Alai
49. Suku Lantu Ung
24. Suku Bukit
50. Suku Bawa Adeng
25. Suku Ritap
51. Suku Lalang
26. Suku Balanga
52. Suku Kali

53. Suku Bawa

3. Ma’anyan
Terbagi Tujuh (7) Suku Kecil  :
  1. Suku Ma’anyan Pantai
  2. Suku Ma’anyan Paku
  3. Suku Ma’anyan Jangkung
  4. Suku Ma’anyan Paju
  5. Suku Ma’anyan Benua Lima
  6. Suku Ma’anyan
  7. Suku Paju Empat.
Sumber : Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat 1975
Suku Melayu Di Kabupaten Melawi
Yang dikatakan orang Melayu adalah mereka yang beragama Islam yang bahasa sehari-harinya Bahasa Melayu, yang melaksanakan Adat Budaya Melayu. Jadi masyarakat budaya Melayu adalah kesatuan ethnis berdasarkan Kultural bukan berdasarkan “ genealogis “ serta memakai hokum kekerabatan “ Parental “
Adat istiadat / budayanya yang diterimanya dari zaman animisme/ Hinduisme/Budhisme sedikit demi sedikit disesuaikan dengan hal –hal yang tidak dilarang oleh islam, karena suku Melayu yang mayoritas memluk agam islam sehingga semua yang berkaitan adat istiadat, tidak lepas dari ajaran islam.
Suku Melayu yang menurut sejarah berasal dari daerah Sumatera yang lebih banyak mendekati Melayu Semenanjung Malaysia dan Sulawesi yang nota bene perantau orang Bugis yang datang ke Kalimantan dengan menggunakan perahu layar, terutama Bugis Bone.
Dengan masuknya para pedagang dari Hadral Maut (Yaman) yang juga menyebarkan agama islam baik daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Nampak jelas dari semua adat istiadat suku Melayu selalu didasari dengan ajaran agama islam, maka tidak heran kalau dari mulai adat, istiadat, hukum, dan kebiasaan masyarakat selalu didasari ajaran Islam.



Dok. Humas Setda/Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Melawi

kabupaten melawi


Profil Kabupaten Melawi
“Jauh sebelum kabupaten melawi diresmikan sebagai sebuah kabupaten, sebetulnya eksistensi kabupaten melawi telah mengalami pergulatan panjang dalam sejarah nusantara bahkan sebelum terbentuknya nusantara. Peradaban masyarakat sudah tergolong maju dan termasuk bagian dalam Epik negeri borneo raya dimasa silam. Antara masa silam dengan masa sekarang berlansung, terdapat satu rangkaian sejarah yang tidak bisa terlupakan begitu saja. Apa yang terjadi hari ini ditanah melawi merupakan hasil dari pergulatan panjang peradapan manusia pada masa silam. Demikian halnya dengan masa depan kabupaten melawi, itu semua tergantung scenario masa depan pemimpin bersama masyarakat yang kini sedang hidup diataas bumi melawi”.(M. Alam Liga dan Heryanto dalam “Merajut Masa Depan Kabupaten Melawi” : hal 17 )
Kabupaten melawi sebuah kabupaten baru hasil pemekaran dari kabupaten Sintang Kalimantan Barat sebenarnya mempunyai sejarah panjang dalam cerita sejarah nusantara. Kalimantan yang masa itu masih dikenal dengan nama Borneo memiliki beberapa pusat peradapan manusia salah satunya Tanah Pinoh atau (Kabupaten Melawi ). Nama melawi sendiri menurut beberapa cerita sejarah orang tua berasal dari nama sungai yang mengalir dari hulu kota pinoh yaitu sungai Melawi. Tanah pinoh sendiri diapit oleh dua sungai yang lumayan besar dan panjang yaitu sungai Melawi dan sungai Pinoh. Sebagai tempat yang memiliki letak goegrafis seperti itu, tentu saja memiliki keuntungan tersendiri bagi masyarakat tempo dulu yang mengandalkan transportasi air sebagai jalur utama penghubung antar daerah terutama untuk kepentingan perdagangan.
Sebagai daerah yang diapit oleh dua buah sungai, tentu saja daerah pinoh menjadi tempat persinggahan dua jalur perniagaan pada masa itu. Keadan ini otomatis menjadikan nanga pinoh sebagi tempat yang ramai dan sering dikunjungi banyak orang dengan banyak kepentingan.
Sejalan dengan perkembangan jaman, yaitu beberapa abad sebelum kedatangan orang-orang eropa di nusantara, jalur lalu lintas perdagangan di yang memafaatkan sungai melawi dan sungai pinoh semakin ramai. Rakyat hidup makmur tentram dan damai, sampai akhirnya orang-orang eropa menancapakan kuku-kuku kolonialnya di nusantara tidak luput pula tanah pinoh dari incaran mereka.
Sejarah panjang perjuangan nusantara dari penjajahan, dalam berbagai fase perjuangan, masyarakat melawi memiliki cerita tersendiri dan menjadi bagian dari sejarah berdirinya NKRI yang kita nikmati sekarang. didalamnya juga terdapat banyak epic kepahlawanan masyarakat melawi, Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai situs sejarah yang ada di daerah kabupaten melawi salah satunya adalah makam pahlawan nasional Raden Tumenggung setia Pahlawan.
Latar belakang sejarah tersebutlah yang menjadi dasar pemekaran kabupaten melawi, selain dasar administrative hasil perjuangan para tokoh masyarakat tanah melawi. Melalui pergulatan panjang yang cukup melelah kan akhirnya pada tahun 2004, tanah melawi secara formal dikukuhkan sebagai sebagai sebuah kabupaten dengan Nanga Pinoh sebagai ibu kotanya. Sekarang kabupaten melawi masih giat-giatnya melakukan pembangunan. Mari kita sama-sama memikirkan masa depan kabupaten melawi, apalagi sebentar lagi pemilihan kepala daerah akan dilaksanakan. Pilihlah calon kepala daerah yang benar-benar memiliki ilmu kepemimpinan yang tidak hanya mengandalkan IQ tapi EQ dan SQ, serta pilihlah pemimpin yang benar-benar memikirkan nasib orang banyak. Sudah cukup kita mengalami nasib tragis dibawah kepemimpinan yang tidak memihak rakyat, pemerintahan yang korup, praktek kolusi serta nepotisme yang berkepanjangan ejak berdirinya kabupaten melawi.

sejarah kabupaten melawi


SEJARAH KABUPATEN MELAWI

http://www.melawikab.go.id/images/stories/viewimage.jpgKabupaten Melawi merupakan salah satu kabupaten baru yang baru terbentuk. Kabupaten Melawi merupakan pemekaran dari Kabupaten Sintang. Sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 135/1213/SJ tanggal 21 Mei 2004 Perihal Pedoman Teknis Pelaksanaan 13 (tiga belas) Undang-undang tentang pembentukan 24 (dua puluh empat) Kabupaten, di mana Kabupaten Melawi merupakan salah satu dari 24 Kabupaten baru yang dibentuk oleh Pemerintah.
Dasar Pembentukan Kabupaten Melawi adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau di Propinsi Kalimantan Barat. Peresmian Kabupaten Melawi bersama-sama 23 (dua puluh tiga) Kabupaten lainnya dan 13 (tiga belas) Propinsi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Januari 2004 di Jakarta.
Pembentukan Kabupaten Melawi tersebut bertujuan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat yang berkembang di Kabupaten Sintang untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Guna menunjang tugas-tugas pokok pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dimaksud, ditetapkanlah Penjabat Bupati Melawi pertama melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.41-16 tahun 2003 Tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Melawi atas nama Drs. A. SUMAN KURIK, MM yang dilantik pada tanggal 14 Januari 2004 oleh Gubernur Kalimantan Barat. Untuk pertama kalinya Penjabat Bupati Melawi dibantu oleh 9 (sembilan) orang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Surat Tugas Bupati Sintang nomor 824/045/BKD-C tanggal 20 Januari 2004.
Oleh pemerintah kab. Melawi

pemerintah kabupaten melawi


Kabupaten Melawi adalah sebuah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Melawi dilewati oleh tiga sungai yaitu Sungai Kayan, Sungai Melawi dan Sungai Pinoh. Kabupaten Melawi berbatasan dengan kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang di sebelah utara, dengan kecamatan Tumbang Selam, Kabupaten Kota Waringin Timur provinsi Kalimantan Tengah di sebelah selatan, dengan kecamatan Serawai Kabupaten Sintang di sebelah timur dan dengan kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang di sebelah barat.


Profil Melawi
image002apang-semangaiKabupaten Melawi merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Kalimantan Barat. Kabupaten ini terletak di antara garis 07′-1020′ Lintang Selatan dan 1117′-11227′ Bujur Timur. Kabupaten Melawi berbatasan dengan kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang di sebelah utara, dengan kecamatan Tumbang Selam, Kabupaten Kota Waringin Timur provinsi Kalimantan Tengah di sebelah selatan, dengan kecamatan Serawai Kabupaten Sintang di sebelah timur dan dengan kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang di sebelah barat. Daerah Kabupaten Melawi mempunyai luas wilayah 10.640,80 Km serta memiliki tujuh Kecamatan dengan Nanga Pinoh sebagai ibukotanya.
Sebagian wilayah Menukung yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Melawi, termasuk dalam Taman Nasional Bukit Baka seluas 180.000 hektar yang ditumbuhi 817 jenis pohon serta beragam fauna. Taman nasional yang mencerminkan kehidupan alami hutan tropis ini juga membentang di atas tanah kabupaten tetangga, bahkan provinsi tetangga karena posisinya ada di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Kecamatan Menukung dan Ella Hilir juga memiliki potensi lain. Permukaan tanah yang relatif lebih landai dibanding perbukitan di bagian barat berpeluang untuk pembudidayaan kelapa sawit. Bagi pengusaha yang ingin menanamkan modal di Kecamatan Menukung dan Ella Hilir, tersedia sekitar 80.000 hektar lahan yang menunggu diubah menjadi perkebunan kelapa sawit.
Di Kecamatan Belimbing terdapat sebuah perkebunan besar dengan bendera PT Sinar Dinamika Kapuas (SDK) yang mengadopsi pola plasma inti. SDK tak hanya mengusahakan perkebunan, tetapi sekaligus menyediakan pengolah sawit menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil. Tak hanya sawit dari Melawi saja yang diolah, sawit dari Kabupaten Sintang juga dikirim ke Belimbing untuk diproses lebih lanjut.
Di sektor pertanian tanaman pangan menjadi sektor penting dalam ekonomi Melawi. Mayoritas penduduk atau tepatnya 44,3 persen mencari nafkah dengan bertani palawija dan padi. Para petani umumnya bercocok tanam di lahan kering yang dibagi dua. Sebagian untuk padi ladang atau palawija, sisanya ditanami karet. Getah-getah karet dari kebun-kebun rakyat serta satu perkebunan swasta yang telah diolah menjadi bentuk kotak putih dikirim ke Kabupaten Pontianak untuk diproses menjadi barang setengah jadi yang siap ekspor.
Geografis
Struktur, Luas, dan Jarak ke Ibukota Provinsi
Nama Kabupaten/Kota
Ibukota
Luas (km2)
Jarak ke Ibukota Provinsi (km)
Kabupaten Melawi
Nanga Pinoh
10,644
490
Tata Guna Tanah
Tata Guna Tanah
Kampung/Permukiman
1,475.00
Ha
Industri
-
Ha
Sawah
3,826.00
Ha
Tanah Kering
124.00
Ha
Kebun Campuran
1,528.00
Ha
Perkebunan
36,947.00
Ha
Hutan
922,030.00
Ha
Semak, Padang Rumput
23,265.00
Ha
Lahan Kosong, Rusak
61,168.00
Ha
Perairan dan Lainnya


Demografis
Statistik Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Melawi (Data Tahun 2006)
Tahun
2005
2006
Statistik Penduduk
Jumlah Pria
82,956
84,175
jiwa
Jumlah Wanita
77,950
79,041
jiwa
Jumlah Total
160,906
163,216
jiwa
Pertumbuhan Penduduk
-
1.44
%
Kepadatan Penduduk
-
-
per km2
Sarana dan Prasarana
Bandara
No
Nama Bandara
Lokasi Bandara
Deskripsi
1
Bandara Nangapinoh
Nangapinoh
Bandara Nangapinoh ini memilki Panjang Landasan / Arah / PCN : 1.000 x 23 m / 05-23 / 5 FCZU. Tergolong Kelas : IV. Kemampuan, bisa untuk mendarat Jenis Pesawat : C-212, serta memiliki Terminal Domestik : 100 m2.
Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: C-212
Komoditi
Profil Komoditi
Menampilkan 1 sampai 5 dari 5
No
Sektor / Komoditi
Unggulan / Tidak
Deskripsi
1
Primer-Perkebunan:Kelapa Sawit
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 22,674.00 Ton
2
Primer-Perkebunan:Karet
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 8,949.00 Ton
3
Primer-Perkebunan:Kopi
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 22.00 Ton
4
Primer-Perkebunan:Kelapa
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 989.00 Ton
5
Primer-Perkebunan:Lada
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 20.00 Ton
Ketersediaan Lahan
Menampilkan 1 sampai 5 dari 5
No
Sektor/Komoditi
Luas Lahan/Potensi
1
Perkebunan: Karet
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 15,660
2
Perkebunan: Kelapa
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 921
3
Perkebunan: Kelapa Sawit
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 6,404
4
Perkebunan: Kopi
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 162
5
Perkebunan: Lada
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 196
Institusi Terkait
Menampilkan 1 sampai 2 dari 2
Bidang Pelayanan Institusi
<!–
–>
Jl. Propinsi No. 67 Desa Sido Mulyo
Contact Person :
Telp : 0568 – 22435
Fax :
Email :
Website :
<!–
–>
No
Nama Institusi
Alamat
Deskripsi
1
Dinas Perindagkop dan Naker

Jl. Propinsi No. 67 Desa Sido Mulyo
Telp.: 0568 – 22435
2
Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kabupaten Melawi

Jl. Prof. Desa Sidomulyo No. 101, Depan Terminal Nanga Pinoh
Telp.: 62-568 21175
Sumber Data:
Kalimantan Barat Dalam Angka 2007
(01-6-2007)
BPS Provinsi Kalimantan Barat
Jl. Sutan Sjahrir No. 24/42, Pontianak 78121
Telp (0561) 735345, 765742
Fax (0561) 732184
Sumber tulisan : regionali


November 17, 2009
Pendidikan berbasis ICT (Informasi Comunikasi Teknology) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam bahasa indonesia, saat ini sudah sangat pesat berkembang di berbagai daerah. Kebutuhan akan berbagai media interaktif  semakin dirasakan, mengingat kondisi perkembangan teknologi informasi (TI) semakin berkembang pesat. Dalam dunia pendidikan misalnya siswa mulai dari pra-sekolah, SD, SMP dan SMU/SMK dituntut untuk mengenal TI sejak dini. Kebutuhan ini tidak hanya sebagai wacana tetapi dilegalisasi melalui terbitnya Kurkulum 2004 yang memasukan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah, lebih khusus lagi SMK TI secara spesifik mempelajari TI sebagai suatu keahlian produktif.
Untuk menunjang masuknya TI di sekolah, pemerintah secara bertahap membantu sekolah-sekolah dengan memberikan perangkat hardawre komputer sebagai alat peraktek dan ditunjang dengan diberikannya BOM (bantuan perasional Manajemen) yang salah satunya harus dibelanjakan untuk membeli software komputer untuk menunjang pembelajaran TI dan penguasaan materi pelajaran umum dengan bantuan TI. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan bahan pembelajaran berbasis ICT sebagai alat untuk membantu siswa menguasai TI dan materi pelajaran umum lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk tercapainya kualitas pembelajaran yang diharapkan.
Selain sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pembelajaran berbasis ICT juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, membiasakan guru untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman yang semakin pesat saat ini. Sudah saatnya guru sedikit demi sedikit membiasakan diri mengajar menggunakan media berbasis ICT, tidak hanya mengandalkan buku yang sudah berbagai generasi redaksinya hanya itu-itu saja sehingga sudah sangat hapal diluar kepala.
Lalu bagaimana perkembangan ICT di Kabupaten Melawi yang kita cintai ini? apakah sudah mulai diterapkan di sekolah-sekolah atau masih menjadi sebuah wacana saja? jika sudah, maka yang harus kita pikirkan sekarang adalah bagaimana membiasakan guru berkreasi tidak hanya sebagai pemakai jasa Media berbasis ICT tetapi juga sebagai creator yang membuat dan mengembangkan media-media tersebut sesuai dengan keadaan sekolah masing-masing. Namun jika belum, maka ini menjadi tugas penting kita semua untuk memikirkan bagaimana caranya agar sekolah-sekolah di daerah kabupaten Melawi bisa merasakan nilai positif dari perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini.
Bravo Pendidikan Melawi
By: Suhermanto



Juni 20, 2009
DSC03375Acara yang diselenggarakan di loby utama gedung Ambarukmo Plaza ini lumayan ramai dikunjungi pengunjung. Baik yang memang berniat melihat pameran ini atau pun yang kebetulan berbelanja atau jalan-jalan di Ambarukmo plaza ini. Maklum Ambarukmo plaza adalah salah satu Plaza yang terkenal di Yogyakarta.
Kurang lebih 50 puluhan peserta pameran dari berbagai kabupaten dari seluruh indonesia ikut dalam pameran ini termasuk salah satunya Kabupaten Melawi. Terus terang penulis cukup bangga dengan kepedulian pemerintah kabupaten Melawi terhadap warisan budaya kabupaten Melawi. Dibalik rasa bangga terbersit pula rasa minder penulis ketika pertama kali melihat stan Melawi yang sangat sederhana dan terkesan sangat gersang tanpa hiasan ornamen apapun di dinding-dinding tempat memajangkan benda-benda budaya hasil kerajinan Melawi. Dibandingkan dengan peserta yang lain, terkesan Kabupaten Melawi kurang persiapan dalam mempersiapkan agenda ini. Maaf  kalau sedikit mengkritik, penulis hanya memaparkan apa yang penulis lihat.
Penulis sempat berkeliling melihat-lihat peserta yang lain, tanpa sengaja penulis bertemu dengan stan Kabupaten Singkawang  yang sangat menarik, selain barang-barang yang di pamerkan beraneka ragam, stan Kab. Sinkawang ini dijaga oleh beberapa wanita cantik asal kabupaten singkawang. Di stan ini penulis sempat berbincang-bincang sedikit membeli ikan asin asli singkawang.
Sementara itu, barang-barang pameran dari Melawi yaitu berupa dua bilah Mandau besar, empat bilah mandau kecil, satu perisai dan beberapa barang anyaman berupa topi dan lain-lain. Penulis sadar, bahwa kekurang persiapan ini dikarenakan jarak pameran yang cukup jauh dari kabupaten Melawi, jika harus membawa banyak barang tentunya dana yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Namun menurut penulis jika kita benar-benar igin memperkenalkan kebudayaan melawi masalah dana mungkin bisa diatasi misalya dengan mencari sponsor yang bersedia membantu pendanaan untuk acara-acara seperti ini.
Saran dari penulis, kedepan jika ada kegiatan-kegiatan seperti ini, pihak pemerintah bisa minta bantuan/menghubungi  mahasiswa asal Kab. Melawi yang berada di daerah tempat diselengaraknnya kegiatan tersebut. setau saya para pelajar atau mahasiswa asal Kab. Melawi bertebaran diberbagai daerah di Indonesia terutama di Pulau Jawa dan di Kalimantan itu sendiri. Beri kepercayaan kepada mereka untuk membantu pemerintah Melawi untuk mempersiapkan segala keperluannya, misalnya pemesanan tempat sampai dekorasi stan bahkan jika punya waktu luang bisa menjadi penjaga stan. Memang membutuhkan sedikit imbalan untuk itu semua, paling tidak untuk uang lelah selama mempersiapkan acara seperti ini. Tapi menurut saya itu tidak jadi masalah.
Namun sekali lagi, penulis cukup bangga dengan Melawi yang telah ikut andil dalam kegiatan-kegiatan sperti ini, mudah-mudah kebudayaan melawi bisa dikenal seantaro indonesia bahkan dunia lewat acara-acara seperti ini.
“WUJUDKAN KEBUDAYAAN MELAWI MENJADI KEBUDAYAAN YANG GO NASIONAL DAN GO INTERNASIONAL”
Jika Kita Berusaha, Semua Pasti Bisa.
berikut penulis berikan hasil jepreatan selama melihat acara tersebutDSC03362
DSC03356
DSC03383