Dalam Penelusuran Subsuku Dayak yang ada di kabupaten Melawi ada sedikit dalam lonjakan pengalaman berpikir, hal ini karena literatur tentang suku Dayak yang dibawa sebelum mengunjungi kampung-kampung orang Dayak sangat terasa belum mencukupi, literatur yang belum mencukupi antara lain Peta Kecamatan, laporan ini belum sepenuhnya tercover, sehingga data tambahan harus kita cari dari sumber-sumber lainnya.
Kebetulan Kabupaten Melawi adalah gambaran wilayah yang berbentuk huruf L, dengan sudutnya kota Nanga Pinoh. Mengarah ke Selatan menuju Sungai Pinoh dan ke Timur menuju Sungai Melawi. Lingkup Administrasi wilayah yang kami datangi Mulai dari Belimbing, Belimbing Hulu, Nanga Pinoh, Pinoh Utara, Pinoh Selatan, Menukung dan Nanga Ella mengikuti Sungai Melawi, dan lingkup wilayah kedua Nanga Sayan, Tanah Pinoh, Nanga Sokan dan Tanah Pinoh Barat, mengikuti aliran Sungai Pinoh.
Persoalan identitas subsuku dan bahasa yang ada di Kabupaten Melawi, hampir sama yang ada di Kabupaten Sintang. Hal pertama yang ingin ditekankan adalah bahwa batas Administratif wilayah tidak sekaligus membatasi sub-sub suku. Sebagai contoh sub suku Limbai ada di Manukung (Melawi) ada juga di Kayang Hulu (Sintang), sering dibut suku Limbai Menyeberang. Serta banyak lagi sub – sub suku yang ada di Melawi dan di Sintang.
Percampuran berbagai sub suku, terutama di kecamatan Nanga Pinoh begitu tinggi. Misalnya saja ada sekelompok orang yang mengaku sebagai orang Kubin Iban. Dengan menamakan sub sukunya sebagai Kubin Iban karena menyadari bahwa ada keturunan Kubin dan sekaligus Iban. Karena jumlah mereka relatif banyak dan kemudian membentuk kelompokorang yang tinggal di suatu kampung dan melaksanakan tata aturan sosial yang mereka sepakati bersama, maka mereka merasa memiliki identitas yang baru dan mereka anggap itu sangat tepat untuk mereka.
Nanga Pinoh sebagai pusat pemerintahan sangat besar perannya dalam pembangunan Kabupaten Melawi, kota yang berada tepat dipersimpangan Sungai Melawi dan Sungai Pinoh yang memiliki keanekaragaman Budaya dan Adat Istiadat, karakteristik sosial, ekonomi dan politik. Masyarakat Nanga Pinoh yang didominasi sebagian besar suku Melayu dan Suku Dayak dan sebagian kecil pedagang suku Cina dan Jawa.
Bidang kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Melawi sangat bagus, baik seni Musik, Seni Tari, Seni ukir dan Seni Pembuat Mandau. Seni Musik di Kota Nanga Pinoh masih terdapat banyak didominasi suku Melayu Seperti Hadrah dan Barzanzi, sementara untuk Seni Tari Melayu terdapat Jepin dan Pencak Silat. Kebudayaan Barzanzi, Hadrah dan Tari Jepin sangat masih terjaga dan masih cukup digemari Generasi Muda dan juga masih dijaga dengan baik oleh generasi tua.
Seni Ukir yang mendominasi lebih banyak seni ukir Dayak, seperti Pembuatan Mandau di Desa Kenukuh, Tekelak dan Desa Engkurai sungguh sangat memukau karena dikerjakan oleh pandai besi yang cukup bagus, yang paling pantastis satu desa mengerjakan kerajinan Mandau. Dengan membagi beberapa kelompok, masing - masing kelompok dibagi ada pengerajin khusus Mandau dan kelompok pengerajin sarung Mandau.
Adapun sub suku Dayak yang ada di Kabupaten Melawi antara lain :
| 11. Keluas 12. Kepuas 13. Keninjal 14. Kubitn 15. Pangin 16. Nyadupm 17. Ella 18. Kenyilu 19. Ransa |
Selain itu masih banyak suku Dayak yang tergolong cukup besar hampir keseluruhan Kalimantan dan Kalimantan Barat secara sekop kecil.Kabupaten Melawi yang dulunya disebut Tanah Pinoh, dari dulu terkenal dengan potensi kebudayaan yang luar biasa baik. Kami coba menuliskan rumpun suku Dayak yang semua Suku yang tergolong dalam rumpun Tanah Pinoh Kabupaten Melawi - Kabupaten Sintang - Kabupaten Ketapang - Kalimantan Tengah, antara lain :
1. Suku Ot Danum (Uud Danum)
Terbagi atas Enampuluh Satu (61) Suku terdiri dari :
1. Suku Lebang 2. Suku Undan 3. Suku Desa 4. Suku Seberuang 5. Suku Payah 6. Suku Linuh 7. Suku Linuh Pudau 8. Suku Palan 9. Suku Pandau 10. Suku Rarai 11. Suku Muntak 12. Suku Silang 13. Suku Jungkau 14. Suku Lacur 15. Suku At Danun 16. Suku Penangkuwi 17. Suku Nyangai 18. Suku Asa 19. Suku Banyau 20. Suku Sahiei 21. Suku serawai Danun 22. Suku Limbei 23. Suku Ransa 24. Suku Kenyilu 25. Suku Iban 26. Suku Tahin 27. Suku Kuhin 28. Suku Pangin 29. Suku Pananyui 30. Suku Ellah 31. Suku Kebosan | 32. Suku Keninjal 33. Suku Tebidah 34. Suku Ginih 35. Suku Jampal 36. Suku Kayan Danum 37. Suku Nanga 38. Suku Ulun Daan 39. Suku Mentebah 40. Suku Taman Danun 41. Suku Taman Sibau 42. Suku Mandai Suruk 43. Suku Palin 44. Suku Embaloh 45. Suku Lauk 46. Suku Kalis 47. Suku Lebanyan 48. Suku Sebaung 49. Suku Tawahui 50. Suku Rahan 51. Suku Pananyari 52. Suku Duhai 53. Suku At Bunusu 54. Suku Tahup 55. Suku At Siang 56. Suku Kalang Lupu 57. Suku Jambung Jaman 58. Suku Gunung Kambang 59. Suku Nyahing Uhing 60. Suku Babuat 61. Suku Keramai |
Sumber : Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat 1975
2. Suku NGAJU
Terbagi 53 (Lima Puluh Tiga ) suku kecil sebagi Berikut
1. Suku Baradia | 27. Suku Bajau |
2. Suku Barahayan | 28. Suku Pasir |
3. Suku Baranarai / Barune | 29. Suku Kapuas |
4. Suku Bara Nio | 30. Suku Mentebah |
5. Suku Bara Nyet | 31. Suku Sembuluh |
6. Suku Bara Urik | 32. Suku Arut |
7. Suku Ole Meneya | 33. Suku Bulit |
8. Suku Ole Katingan | 34. Suku Batang Kana |
9. Suku Tamuan | 35. Suku Balangtikan |
10. Suku Seruyan | 36. Suku Ulang |
11. Suku Mentabi | 37. Suku Lemandau |
12. Suku Baraki / Bakumpai | 38. Suku Bentian |
13. Suku Bara Raden / Ole Mangkatip | 39. Suku Mendawai |
14. Suku Kahayan | 40. Suku Murung |
15. Suku Ngaju | 41. Suku Tebilun |
16. Suku Barangas | 42. Suku Lampeang / Balai |
17. Suku Bara Je | 43. Suku Tungka Ngaju |
18. Suku Kayu Tangi | 44. SukuTaboyan Teweh |
19. Suku Dayak | 45. Suku Purrui |
20. SukuTapin | 46. Suku Kuwing |
21. Suku Amandit | 47. Suku Pananyui |
22. Suku Labuhan Amas | 48. Suku Purung |
23. Suku Alai | 49. Suku Lantu Ung |
24. Suku Bukit | 50. Suku Bawa Adeng |
25. Suku Ritap | 51. Suku Lalang |
26. Suku Balanga | 52. Suku Kali |
| 53. Suku Bawa |
3. Ma’anyan
Terbagi Tujuh (7) Suku Kecil :
- Suku Ma’anyan Pantai
- Suku Ma’anyan Paku
- Suku Ma’anyan Jangkung
- Suku Ma’anyan Paju
- Suku Ma’anyan Benua Lima
- Suku Ma’anyan
- Suku Paju Empat.
Sumber : Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat 1975
Suku Melayu Di Kabupaten Melawi
Yang dikatakan orang Melayu adalah mereka yang beragama Islam yang bahasa sehari-harinya Bahasa Melayu, yang melaksanakan Adat Budaya Melayu. Jadi masyarakat budaya Melayu adalah kesatuan ethnis berdasarkan Kultural bukan berdasarkan “ genealogis “ serta memakai hokum kekerabatan “ Parental “
Adat istiadat / budayanya yang diterimanya dari zaman animisme/ Hinduisme/Budhisme sedikit demi sedikit disesuaikan dengan hal –hal yang tidak dilarang oleh islam, karena suku Melayu yang mayoritas memluk agam islam sehingga semua yang berkaitan adat istiadat, tidak lepas dari ajaran islam.
Suku Melayu yang menurut sejarah berasal dari daerah Sumatera yang lebih banyak mendekati Melayu Semenanjung Malaysia dan Sulawesi yang nota bene perantau orang Bugis yang datang ke Kalimantan dengan menggunakan perahu layar, terutama Bugis Bone.
Dengan masuknya para pedagang dari Hadral Maut (Yaman) yang juga menyebarkan agama islam baik daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Nampak jelas dari semua adat istiadat suku Melayu selalu didasari dengan ajaran agama islam, maka tidak heran kalau dari mulai adat, istiadat, hukum, dan kebiasaan masyarakat selalu didasari ajaran Islam.
Dok. Humas Setda/Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Melawi