Senin, 30 Mei 2011

wisata di kabupaten melawi



 




Dalam Penelusuran Subsuku Dayak yang ada di kabupaten Melawi ada sedikit dalam lonjakan pengalaman berpikir, hal ini karena literatur tentang suku Dayak yang dibawa sebelum mengunjungi kampung-kampung orang Dayak sangat terasa belum mencukupi, literatur yang belum mencukupi antara lain Peta Kecamatan, laporan ini belum sepenuhnya tercover, sehingga data tambahan harus kita cari dari sumber-sumber lainnya.
Kebetulan Kabupaten Melawi adalah gambaran wilayah yang berbentuk huruf L, dengan sudutnya kota Nanga Pinoh. Mengarah ke Selatan menuju Sungai Pinoh dan ke Timur menuju Sungai Melawi. Lingkup Administrasi wilayah yang kami datangi Mulai dari Belimbing, Belimbing Hulu, Nanga Pinoh, Pinoh Utara, Pinoh Selatan, Menukung dan Nanga Ella mengikuti Sungai Melawi, dan lingkup wilayah kedua Nanga Sayan, Tanah Pinoh, Nanga Sokan dan Tanah Pinoh Barat, mengikuti aliran Sungai Pinoh.
Persoalan identitas subsuku dan bahasa yang ada di Kabupaten Melawi, hampir sama yang ada di Kabupaten Sintang. Hal pertama yang ingin ditekankan adalah bahwa batas Administratif wilayah tidak sekaligus membatasi sub-sub suku. Sebagai contoh sub suku Limbai ada di Manukung (Melawi) ada juga di Kayang Hulu (Sintang), sering dibut suku Limbai Menyeberang. Serta banyak lagi sub – sub suku yang ada di Melawi dan di Sintang.
Percampuran berbagai sub suku, terutama di kecamatan Nanga Pinoh begitu tinggi. Misalnya saja ada sekelompok orang yang mengaku sebagai orang Kubin Iban. Dengan menamakan sub sukunya sebagai Kubin Iban karena menyadari bahwa ada keturunan Kubin dan sekaligus Iban. Karena jumlah mereka relatif banyak dan kemudian membentuk kelompokorang yang tinggal di suatu kampung dan melaksanakan tata aturan sosial yang mereka sepakati bersama, maka mereka merasa memiliki identitas yang baru dan mereka anggap itu sangat tepat untuk mereka.
Nanga Pinoh sebagai pusat pemerintahan sangat besar perannya dalam pembangunan Kabupaten Melawi, kota yang berada tepat dipersimpangan Sungai Melawi dan Sungai Pinoh yang memiliki keanekaragaman Budaya dan Adat Istiadat, karakteristik sosial, ekonomi dan politik. Masyarakat Nanga Pinoh yang didominasi sebagian besar suku Melayu dan Suku Dayak dan sebagian kecil pedagang suku Cina dan Jawa.
Bidang kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Melawi sangat bagus, baik seni Musik, Seni Tari, Seni ukir dan Seni Pembuat Mandau. Seni Musik di Kota Nanga Pinoh masih terdapat banyak didominasi suku Melayu Seperti Hadrah dan Barzanzi, sementara untuk  Seni Tari Melayu terdapat Jepin dan Pencak Silat. Kebudayaan Barzanzi, Hadrah dan Tari Jepin sangat masih terjaga dan masih cukup digemari Generasi Muda dan juga masih dijaga dengan baik oleh generasi tua.
Seni Ukir yang mendominasi lebih banyak seni ukir Dayak, seperti Pembuatan Mandau di Desa Kenukuh, Tekelak dan Desa Engkurai sungguh sangat memukau karena dikerjakan oleh pandai besi yang cukup bagus, yang paling pantastis satu desa mengerjakan kerajinan Mandau. Dengan membagi beberapa kelompok, masing - masing kelompok dibagi ada pengerajin khusus Mandau dan kelompok pengerajin sarung Mandau.
Adapun sub suku Dayak yang ada di Kabupaten Melawi antara lain :
  1. Limbai
  2. Barai
  3. Linoh
  4. Kebhan
  5. Ingar Silat
  6. Silath muntok
  7. Sane
  8. Randu’
  9. Batu Entawa
  10. Lamantawa
11.  Keluas
12.  Kepuas
13.  Keninjal
14.  Kubitn
15.  Pangin
16.  Nyadupm
17.  Ella
18.  Kenyilu
19.  Ransa

Selain itu masih banyak suku Dayak yang tergolong cukup besar hampir keseluruhan Kalimantan dan Kalimantan Barat secara sekop kecil.Kabupaten Melawi yang dulunya disebut Tanah Pinoh, dari dulu terkenal dengan potensi kebudayaan yang luar biasa baik. Kami coba menuliskan rumpun suku Dayak yang  semua  Suku yang tergolong dalam rumpun Tanah Pinoh Kabupaten Melawi - Kabupaten Sintang - Kabupaten Ketapang - Kalimantan Tengah, antara lain :
1. Suku Ot Danum (Uud Danum)
Terbagi atas Enampuluh Satu (61) Suku terdiri dari :

1. Suku Lebang
2. Suku Undan
3. Suku Desa
4. Suku Seberuang
5. Suku Payah
6. Suku Linuh
7. Suku Linuh Pudau
8. Suku Palan
9. Suku Pandau
10. Suku Rarai
11. Suku Muntak
12. Suku Silang
13. Suku Jungkau
14. Suku Lacur
15. Suku At Danun
16. Suku Penangkuwi
17. Suku Nyangai
18. Suku Asa
19. Suku Banyau
20. Suku Sahiei
21. Suku serawai Danun
22. Suku Limbei
23. Suku Ransa
24. Suku Kenyilu
25. Suku Iban
26. Suku Tahin
27. Suku Kuhin
28. Suku Pangin
29. Suku Pananyui
30. Suku Ellah
31. Suku Kebosan
32. Suku Keninjal
33. Suku Tebidah
34. Suku Ginih
35. Suku Jampal
36. Suku Kayan Danum
37. Suku Nanga
38. Suku Ulun Daan
39. Suku Mentebah
40. Suku Taman Danun
41. Suku Taman Sibau
42. Suku Mandai Suruk
43. Suku Palin
44. Suku Embaloh
45. Suku Lauk
46. Suku Kalis
47. Suku Lebanyan
48. Suku Sebaung
49. Suku Tawahui
50. Suku Rahan
51. Suku Pananyari
52. Suku Duhai
53. Suku At Bunusu
54. Suku Tahup
55. Suku At Siang
56. Suku Kalang Lupu
57. Suku Jambung Jaman
58. Suku Gunung Kambang
59. Suku Nyahing Uhing
60. Suku Babuat
61. Suku Keramai
Sumber : Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat 1975

2. Suku NGAJU
Terbagi 53 (Lima Puluh Tiga ) suku kecil sebagi Berikut
1.  Suku Baradia
27. Suku Bajau
2.  Suku Barahayan
28. Suku Pasir
3.  Suku Baranarai / Barune
29. Suku Kapuas
4. Suku Bara Nio
30. Suku Mentebah
5.  Suku Bara Nyet
31. Suku Sembuluh
6.  Suku Bara Urik
32. Suku Arut
7. Suku Ole Meneya
33. Suku Bulit
8.  Suku Ole Katingan
34. Suku Batang Kana
9.  Suku Tamuan
35. Suku Balangtikan
10. Suku Seruyan
36. Suku Ulang
11. Suku Mentabi
37. Suku Lemandau
12. Suku Baraki / Bakumpai
38. Suku Bentian
13. Suku Bara Raden / Ole Mangkatip
39. Suku Mendawai
14. Suku Kahayan
40. Suku Murung
15. Suku Ngaju
41. Suku Tebilun
16. Suku Barangas
42. Suku Lampeang / Balai
17. Suku Bara Je
43. Suku Tungka Ngaju
18. Suku Kayu Tangi
44. SukuTaboyan Teweh
19. Suku Dayak
45. Suku Purrui
20. SukuTapin
46. Suku Kuwing
21. Suku Amandit
47. Suku Pananyui
22. Suku Labuhan Amas
48. Suku Purung
23. Suku Alai
49. Suku Lantu Ung
24. Suku Bukit
50. Suku Bawa Adeng
25. Suku Ritap
51. Suku Lalang
26. Suku Balanga
52. Suku Kali

53. Suku Bawa

3. Ma’anyan
Terbagi Tujuh (7) Suku Kecil  :
  1. Suku Ma’anyan Pantai
  2. Suku Ma’anyan Paku
  3. Suku Ma’anyan Jangkung
  4. Suku Ma’anyan Paju
  5. Suku Ma’anyan Benua Lima
  6. Suku Ma’anyan
  7. Suku Paju Empat.
Sumber : Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat 1975
Suku Melayu Di Kabupaten Melawi
Yang dikatakan orang Melayu adalah mereka yang beragama Islam yang bahasa sehari-harinya Bahasa Melayu, yang melaksanakan Adat Budaya Melayu. Jadi masyarakat budaya Melayu adalah kesatuan ethnis berdasarkan Kultural bukan berdasarkan “ genealogis “ serta memakai hokum kekerabatan “ Parental “
Adat istiadat / budayanya yang diterimanya dari zaman animisme/ Hinduisme/Budhisme sedikit demi sedikit disesuaikan dengan hal –hal yang tidak dilarang oleh islam, karena suku Melayu yang mayoritas memluk agam islam sehingga semua yang berkaitan adat istiadat, tidak lepas dari ajaran islam.
Suku Melayu yang menurut sejarah berasal dari daerah Sumatera yang lebih banyak mendekati Melayu Semenanjung Malaysia dan Sulawesi yang nota bene perantau orang Bugis yang datang ke Kalimantan dengan menggunakan perahu layar, terutama Bugis Bone.
Dengan masuknya para pedagang dari Hadral Maut (Yaman) yang juga menyebarkan agama islam baik daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Nampak jelas dari semua adat istiadat suku Melayu selalu didasari dengan ajaran agama islam, maka tidak heran kalau dari mulai adat, istiadat, hukum, dan kebiasaan masyarakat selalu didasari ajaran Islam.



Dok. Humas Setda/Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Melawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar